Pengertian dan Konsep Teori Suku Bunga

Hasil gambar untuk tingkat suku bunga
Teori Suku Bunga

Pengertian Suku Bunga

Pada prinsipnya, tingkat suku bunga adalah harga atas penggunaan uang yang biasanya dinyatakan dalam persen (%) untuk jangka waktu tertentu. Terdapat banyak teori tentang suku bunga, akan tetapi pada tulisan ini oleh penulis hanya akan dikemukakan teori-teori yang dianggap penting untuk diketahui, yaitu :

Teori Suku Bunga

Teori Klasik

Menurut Teori Klasik, teori tingkat suku bunga merupakan teori permintaan penawaran terhadap tabungan.  Teori ini membahas tingkat suku bunga sebagai suatu faktor pengimbang antara permintaan dan penawaran daripada investable fund yang bersumber dari tabungan.

Fungsinya yang menonjol dari uang dalam teori ekonomi klasik, adalah sebagai alat pengukur nilai dalam melakukan transaksi, sebagai alat pertukaran untuk memperlancar transaksi barang dan jasa, maupun sebagai alat penyelesaian hubungan hutang-piutang yang menyangkut masa depan.

Teori ekonomi klasik mengasumsikan, bahwa perekonomian senantiasa berada dalam keadaan full employment.  Dalam keadaan full employment itu seluruh kapasitas produksi sudah dipergunakan penuh dalam proses produksi.  Oleh karena itu, kecuali meningkatkan efisiensi  dan mendorong terjadinya spesialisasi pekerjaan, uang tidak dapat mempengaruhi sektor produksi.  Dengan  perkataan lain sektor moneter, dalam teori ekonomi klasik terpisah sama sekali dari sektor riil dan tidak ada pengaruh timbal balik antara kedua sektor tersebut.

Hubungan antara sektor moneter dan riil, dalam teori ekonomi klasik hanya di jembatani  oleh  tingkat  harga.Jika  jumlah  uang  beredar  lebih  besar  daripada  nilai barang-barang yang tersedia, maka tingkat harga meningkat, jika sebaliknya menurun.

Konsep tabungan menurut klasik dikatakan, bahwa seorang dapat melakukan tiga hal terhadap selisih antara pendapatan dan pengeluaran komsumsinya yaitu: pertama, ditambahkan pada saldo tunai yang ditahannya. Kedua, dibelikan obligasi baru dan ketiga, sebagai pengusaha, dibelikan langsung kepada barang-barang modal.  Asumsi yang digunakan disini adalah bahwa penabung yang rasional tidak akan menempuh jalan yang pertama.  Berdasarkan pada pertimbangan bahwa akumulasi kekayaan dalam bentuk uang tunai adalah tidak menghasilkan.

Menurut teori klasik, bahwa tabungan masyarakat adalah fungsi dari tingkat suku bunga.  Makin tinggi tingkat suku bunga makin tinggi pula keinginan masyarakat untuk menabung.  Artinya pada tingkat suku bunga yang lebih tinggi masyarakat akan terdorong untuk mengorbankan atau mengurangi pengeluaran untuk konsumsi guna menambah tabungannya.  Investasi juga merupakan fungsi dari tingkat suku bunga.  Makin tinggi tingkat suku bunga, maka keinginan masyarakat untuk melakukan investasi menjadi semakin kecil.  Hal ini karena biaya penggunaan dana (cost of capital) menjadi semakin mahal,  dan sebaliknya makin rendah tingkat suku bunga, maka keinginan untuk melakukan investasi akan semakin meningkat.

Teori Keynessian, Preferensi Liquiditas

Teori penentuan tingkat suku bunga Keynes dikenal dengan teori liquidity prefence.Keynes mengatakan bahwa tingkat bunga semata-mata merupakan fenomena moneter yang mana pembentukannya terjadi di pasar uang.  Artinya tingkat suku bunga ditentukan oleh penawaran dan permintaan akan uang.

Dalam Konsep Keynes, alternatif penyimpangan kekayaan terdiri dari surat berharga (bonds) dan uang tunai. Asumsi Teori Keynes adalah dasar pemilikan bentuk penyimpangan kekayaan adalah perilaku masyarakat yang selalu menghindari resiko dan ingin memaksimumkan keuntungan.

Keynes tidak sependapat dengan pandangan ahli-ahli ekonomi klasik yang mengatakan bahwa tingkat tabungan maupun tingkat investasi sepenuhnya ditentukan oleh tingkat bunga, dan perubahan-perubahan dalam tingkat bunga akan menyebabkan tabungan yang tercipta pada tingkat penggunaan tenaga kerja penuh akan selalu sama dengan investasi yang dilakukan oleh para pengusaha. Menurut Keynes, besarnya tabungan yang dilakukan oleh rumah tangga bukan tergantung dari tinggi rendahnya tingkat bunga.  Ia terutama tergantung dari besar kecilnya tingkat pendapatan rumah tangga itu.  Makin besar jumlah pendapatan yang diterima oleh suatu rumah tangga, semakin besar pula jumlah tabungan yang akan diperolehnya. Apabila jumlah pendapatan rumah tangga itu tidak mengalami kenaikan atau penurunan, peubahan yang cukup besar dalam tingkat bunga tidak akan menimbulkan pengaruh yang berarti keatas jumlah tabungan yang akan dilakukan oleh rumah tangga dan bukannya tingkat bunga.

Teori permintaan uang Keynes menekankan kepada berapa besar proporsi kekayaan yang dipegang dalam bentuk uang. Berbeda dengan teori klasik, teori Keynes mengasumsikan bahwa perekonomian belum mencapai tingkat full employment.Oleh karena itu, produksi masih dapat ditingkatkan tanpa mengubah tingkat upah maupun tingkat harga-harga.Dengan menurunkan tingkat suku bunga, investasi dapat dirangsang untuk meningkatkan produksi nasional.  Dengan demikian, setidaknya untuk jangka pendek, kebijaksanaan moneter dalam teori Keynes, berperan untuk meningkatkan produksi nasional.  Setelah perekonomian berada dalam keadaan full employment, barulah kebijaksanaan moneter tidak dapat lagi berperan untuk meningkatkan produksi nasional.  Dengan demikian jelaslah bahwa teori Keynes adalah teori ekonomi jangka pendek sebelum mencapai full employment.

Dalam teori Keynes dikenal tiga motif yang mendasari permintaan uang masyarakat, yaitu :
Keperluan Transaksi (Transaction Motive). Yaitu motif memegang uang untuk keperluan transaksi sehari-hari. Besarnya uang untuk keperluan ini tergantung kepada besarnya pendapatan.

Keperluan Berjaga-jaga. Yaitu motif memegang uang karena adanya ketidakpastian mengenai masa datang. Motif transaksi dan motif  berjaga-jaga merupakan fungsi positif dari tingkat pendapatan.

Keperluan Spekulasi. Yaitu motif memegang uang untuk keperluan spekulasi dan mencari keuntungan sebagaimana motif berjaga-jaga, motif permintaan uang untuk spekulasi ini timbul akibat adanya ketidakpastian di masa yang akan datang.  Keynes mengatakan bahwa motif ini berdasarkan kepada keinginan untuk mendapatkan keuntungan dengan mengetahui apa yang akan terjadi di masa yang akan datang.

Teori Keynes tentang Tingkat Suku Bunga
Sebagaimana sudah dikemukakan pada bagian terdahulu, hubungan antara tingkat suku bunga dan tingkat harga berbanding terbalik. Jika tingkat suku bunga meningkat, maka surat-surat berharga akan turun demikian pula sebaliknya. Karena itu pada tingkat suku bunga yang sangat rendah, orang akan cenderung memegang uang kas daripada surat-surat berharga. Seandainya jumlah uang beredar bertambah besar, orang akan cenderung tetap memilih memegang uang kas.  Keadaan seperti ini disebut perangkap liquiditas (liquidity trap) sebab semua uang kas terperangkap ditangan untuk menghindari kerugian dan tidak akan beredar sebagai uang aktif.

Suku bunga dibedakan menjadi dua, suku bunga nominal dan suku bungariil.Suku bunga nominal adalah rate yang dapat diamati di pasar. Sedangkan suku bunga riil adalah konsep yang mengukur tingkat bunga yang sesungguhnyasetelah suku bunga nominal dikurangi dengan laju inflasi yang diharapkan.Tingkat suku bunga juga digunakan pemerintah untuk mengendalikantingkat harga, ketika tingkat harga tinggi dimana jumlah uang yang beredar dimasyarakat banyak sehingga konsumsi masyarakat tinggi akan diantisipasi oleh pemerintah dengan menetapkan tingkat suku bunga yang tinggi. Dengan tingkatsuku bunga tinggi yang diharapkan kemudian adalah berkurangnya jumlah uang beredar sehingga permintaan agregat pun akan berkurang dan kenaikan harga bisadiatasi.Secara teori tingkat bunga yang dibayarkan bank adalah tingkat bunganominal yang merupakan penjumlahan tingkat bunga riil ditambah inflasi(Mankiw,2003).

Beberapa hal penting yang dapat ditarik dari teori bunga menurut pendapat kaum Klasik antara lain: Teori Klasik adalah flow theory Artinya dari tabungan dan investasi mengalir ke pasar berdasarkan unit waktu. Bila pasar keuangan analog dengan pasar biasa maka tabungan merupakan arus dana ke pasar dan permintaan investasi adalah arus dana dari pasar.agar pasar berada pada kondisi keseimbangan, maka kedua arus tersebut harus berada dalam keseimbangan yaitu arus kedana tabungan harus sama dengan arus dana investasi.

Tabungan dan investasi menjadi seimbang semata-mata ditentukan oleh tingkat bunga di pasar. Apabila kedua arus itu tidak harmonis, maka keseimbangan akan melalui perubahan-perubahan tingkat bunga. Rencana-rencana investasi dianggap elastis terhadap tingkat bunga. Teori klasik ini mempunyai kelemahan, dimana dalam penentuan tingkat bunga peranan moneter tidak ada (money plays no role). Selain itu, klasik juga mengabaikan peranan credit money dalam menentukan tingkat bunga.

Teori Keynes :Liqiudity Preference Theory
The liquidity preference theory of interest rate yang dikemukakan oleh John Maynard Keynes tahun 1936, dalm bukunya “The General Thoery of Unemployment, Interest Rate and Money”, terutama mengemukakan bahwa  kemampuan orang untuk menabung tergantung lebih banyak pada tingkat pendapatannya. Sementara tingkat bunga perannya kedua dalam mempengaruhi keputusan orang untuk menabung. Tingkat bunga merupakan fenomena moneter dan ditentukan oleh interaksi penawaran uang dan permintaan agregat masyarakat terhadap uang. Definisi tingkat bunga itu sendiri menurut Keynes adalah: Balas jasa untuk melepaskan likuiditas selama kurun waktu tertentu.

Sebabnya ialah bahwa tingkat bunga itu sendiri tidak lain selain adalah perbandingan antara sejumlah uang dan apa yang dapat diperoleh bilamana pengendalian uang itu dilepaskan untuk ditukarkan dengan hutang untuk kurun waktu yang ditentukan (Keynes, 1936:154-155).

Uang menurut Keynes merupakan salah satu bentuk kekayaan yang dimiliki masyarakat (portofolio) seperti halnya kekayaan dalam bentuk tabungan di bank, saham atau surat berharga lainnya. Alasan masyarakat memegang uang antara lain agar lebih mudah digunakan untuk tujuan transaksi, berjaga-jaga terhadap kejadian tak terduga dan spekulasi mengenai kemungkinan naiknya tingkat bunga. Keynes menganggap bahwa permintaan uang untuk tujuan spekulasi, yang menghubungkan permintaan uang dengan tingkat bunga. Untuk menyederhanakan modelnya, Keynes membagi dua komponen kekayaan, yaitu uang kas dan surat berharga (obligasi). Uang kas merupakan alat pembayaran yang paling likuid tetapi uang kas tidak menghasilkan (idle). Sedangkan obligasi mendatangkan hasil dalam bentuk bunga. Dengan asumsi masyarakat tidak suka resiko, maka dia akan memegang surat berharga apabila diganti dengan tingkat bunga yang lebih tinggi.

Apabila tingkat bunga di bawah tingkat bunga keseimbangan, masyarakat akan menginginkan uang kas lebih banyak dengan cara menjual surat berharga. Hal ini akan mendorong harganya turun (tingkat bunga naik) sampai ke titik keseimbangan. Dimana masyarakat sudah puas dengan komposisi kekayaannya. Sebaliknya, apabila tingkat bunga berada di atas titik kesimbangan, masyarakat menginginkan uang kas lebih sedikit dengan cara membeli surat berharga. Pengembalian ini akan mengakibatkan naiknya harga surat berharga (tingkat bunga turun) sampai ke titik keseimbangan.

Dengan demikian tingkat bunga keseimbangan dapat berubah yang disebabkan oleh faktor yang mempengaruhi kurva permintaan maupun kurva penawaran uang. Dari sisi permintaan, Keynes mengganggap ada dua faktor penting yaitu tingkat pendapatan dan harga. Peningkatan pendapatan, dengan asumsi faktor lain tetap, akan menaikkan likuiditas uang yang dibutuhkan masyarakat sehingga kurva permintaan uang bergeser ke kanan dan tingkat bunga meningkat.

Pengaruh harga muncul karena orang ingin memegang sejumlah uang riil. Jika harga barang sama dengan sebelumnya, permintaan terhadap uang nominal naik. Ini berarti apabila ekspektasi inflasi naik, kurva permintaan bergeser ke kanan yang mengakibatkan tingkat bunga naik.

Sintesa Klasik dan Keynessian : IS-LM Sintesa klasik tingkat bunga timbul karena uang adalah produktif dan uang sebagai dana investasi (loanable funds). Dana di tangan pengusaha bisa menambah modal dan menghasilkan keuntungan yang lebih tinggi. Dengan kata lain uang bisa meningkatkan produktivitas, dan karena adanya kenaikan inilah ia mau membayar bunga. Menurut sintesa Keynes, uang bisa produktif dengan cara lain. Dengan uang tunai orang bisa berspekulasi di pasar-pasar surat berharga yang digunakan untuk memanfaatkan kesempatan memperoleh keuntungan. Dengan adanya kemungkinan untuk memperoleh keuntungan inilah orang bersedia membayar bunga. Sebenarnya kedua pandangan ini saling melengkapi, dimana Klasik memandang uang sebagai Loanable Funds yang dapat berfungsi sebagai dana investasi sedangkan Keynes menekankan uang sebagai aktiva likuid untuk memperoleh keuntungan di pasar uang.
Yang pertama menekankan bahwa tingkat bunga benar-benar merupakan tingkat bunga keseimbangan (equilibrium interest rate) bagi suatu perekonomian adalah apabila tingkat bunga memenuhi keseimbangan di pasar dana investasi (loanable funds) dan sekaligus keseimbangan di pasar uang. Hal ini dikemukakan oleh Sir John Hicks dari Inggris (Boediono, 1990), yang dikenal dengan sintesa Hicks dengan menggunakan pendekatan IS-LM. Keunggulan sintesa Hicks ini adalah berhasil dalam mengintegralkan keempat faktor seperti tabungan, investasi, permintaan uang untuk spekulasi dan penawaran uang.


Post a Comment

Previous Post Next Post