Analisis Pengaruh Ekspor, Inflasi
dan Utang Luar Negeri Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Periode 1988-2017
Diajukan sebagai salah satu tugas Mata Kuliah Modeling
Konsentrasi Moneter
Oleh :
FIKRI FAUZI
NIM.5553150087
Kelas 6A
JURUSAN ILMU
EKONOMI PEMBANGUNAN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang
dimana negara Indonesia banyak melakukan pembangunan di segala bidang untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Salah satu sumber pendanaan penting yang
digunakan Indonesia untuk melaksanakan pembangunan nasional adalah devisa.
Cadangan devisa dapat menjadi suatu indikator yang
penting untuk melihat sejauh mana negara dapat melakukan perdagangan
internasional dan untuk menunjukkan kuat lemahnya fundamental perekonomian
suatu negara. Indonesia sendiri memiliki ketersediaan cadangan devisa sedikit
yang menyebabkan Indonesia tidak mampu melakukan pembayaran internasional dan
stabilisasi yang mengakibatkan terjadinya defisit neraca pembayaran.
Beberapa faktor yang mempengaruhi cadangan devisa
yaitu ekspor, tingkat inflasi dan utang luar negeri. Hubungan ekspor terhadap
cadangan devisa adalah dalam melakukan kegiatan ekspor maka suatu negara akan
memperoleh berupa nilai sejumlah uang dalam valuta asing atau biasa disebut
dengan istilah devisa, yang juga merupakan salah satu sumber pemasukan negara.
Sehingga apabila tingkat ekspor mengalami penurunan, maka akan diikuti dengan
ikut menurunnya cadangan devisa yang dimiliki.
Apabila harga-harga barang dan sektor jasa cenderung
mengalami kenaikan, atau disebut dengan inflasi, maka akan menyebabkan
terhambatnya kegiatan perekonomian di negara bersangkutan. Sehingga negara
membutuhkan lebih banyak devisa untuk dapat bertransaksi di luar negara.
Utang luar negeri dapat digunakan sebagai faktor
yang mampu dimanfaatkan untuk menambah cadangan devisa negara. Penggunaan utang
luar negeri diharapkan mampu meningkatkan investasi negara sehingga dapat
merangsang pertumbuhan ekonomi negara semakin cepat. Beban utang luar negeri
dapat diukur salah satunya dengan melihat proporsi penerimaan devisa pada
current account yang berasal dari ekspor yang diserap oleh seluruh debt service
yang berupa bunga dan cicilan utang (Atmadja, 2000). Devisa yang masuk ke suatu
negara bisa saja dalam bentuk pembayaran ekspor, investasi, bantuan bilateral
dan pinjaman.
1.2.
Rumusan Masalah
1. Bagaimana
pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa?
2. Bagaimana
pengaruh inflasi terhadap cadangan devisa?
3. Bagaimana
pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa
2. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi terhadap cadangan devisa
3. Untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa
1.4.
Manfaat Penelitian
1.
Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi
mahasiswa Fakultas Ekonomi dan bisnis terutama jurusan Ekonomi Pembangunan yang
ingin melakukan penelitian selanjutnya.
2.
Sebagai proses pembelajaran dan penambah wawasan
ilmiah penulis dalam disiplin ilmu yang penulis tekuni.
3.
Bagi pemerintah,
sebagai bahan pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan dan penggunaan
cadangan devisa
BAB
II
LANDASAN
TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
2.1.
Landasan Teori
2.1.1. Konsep dan Teori Cadangan Devisa
Cadangan
devisa merupakan aktiva yang berasal dari luar negeri dalam kurun waktu
tertentu dan dikuasai oleh otoritas moneter. Carbaugh (2004) menjelaskan bahwa
tujuan utama dari cadangan devisa adalah untuk memfasilitasi pemerintah dalam
melakukan intervensi pasar sebagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar.
Semakin terbuka perekonomian dari suatu negara, maka kebutuhan negara tersebut
akan cadangan devisa negara cenderung semakin besar yang digunakan untuk
membiayai transaksi perdagangan yang dilakukan.
2.1.2. Konsep dan Teori Ekpor
Kegiatan
perdagangan internasional yang memberikan rangsangan guna membutuhkan
permintaan dalam negeri yang menyebabkan tumbuhnya industri-industri pabrik
besar, bersamaan dengan struktur politik yang stabil dan lembaga sosial yang
fleksibel. Berdasarkan uraian di atas, terlihat bahwa ekspor mencerminkan
aktivitas perdagangan antarbangsa yang dapat memberikan dorongan dalam dinamika
pertumbuhan perdagangan internasional, sehingga suatu negara-negara yang sedang
berkembang kemungkinan untuk mencapai kemajuan perekonomian setaraf dengan
negara-negara yang lebih maju (Todaro, 2002:49).
Ekspor
adalah pembelian negara lain atas barang buatan perusahaan-perusahaan di dalam
negeri. Faktor terpenting yang menentukan ekspor adalah kemampuan dari Negara
tersebut untuk mengeluarkan barangbarang yang dapat bersaing dalam pasaran luar
negeri. (Sukirno, 2008: 205). Ekspor akan secara langsung mempengaruhi
pendapatan nasional. Akan tetapi, hubungan yang sebaliknya tidak selalu
berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor oleh
karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat dari
kenaikan pengeluaran rumah tangga, investasi perusahaan, pengeluaran pemerintah
dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri. (Sukirno,
2008:206).
2.1.3. Konsep dan Teori Inflasi
Inflasi
merupakan peristiwa dimana harga-harga barang yang ada secara umum mempunyai
kecenderungan untuk naik dan terus-menerus
Untuk
mencapai perkembangan perekonomian yang lebih baik dan cepat pada tingkat
perkembangan yang diperlukan, maka perekonomian dalam suatu negara akan selalu
mengalami inflasi. Inflasi dalam ukuran yang normal, diharapkan untuk
merangsang produsen agar berproduksi. Inflasi sendiri menurut Boediono (2001)
adalah suatu peristiwa dimana harga-harga mempunyai kecenderungan untuk naik
secara umum dan terus-menerus. Menurut Boediono (2001), Inflasi dapat
digolongkan berdasarkan berat dan ringannya, antara lain :
a. Inflasi
ringan adalah inflasi dibawah 10 persen
setahun.
b.Inflasi
sedang adalah inflasi antara 10-30 persen setahun.
c. Inflasi
berat adalah inflasi antara 30-100 persen setahun.
d.
Hiper inflasi adalah inflasi diatas 100
persen setahun.
Untuk
ukuran normal yang digunakan agar merangsang produsen meningkatkan produksinya
adalah inflasi ringan yaitu inflasi dibawah 10 persen setahun. Oleh karena itu,
sesungguhnya inflasi juga diperlukan oleh suatu negara untuk mencapai tingkat
perkembangan yang diinginkan.
2.1.4. Konsep dan Teori Utang Luar Negeri
Utang
luar negeri merupakan sebagian dari keseluruhan utang negara yang didapat dari
para kreditor di luar negara yang bersangkutan. Bentuk utang dapat berupa uang
yang diperoleh dari bank swasta, pemerintah negara lain, atau lembaga keuangan
internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Menurut pandangan tradisional atas
utang pemerintah, pemotongan pajak yang didanai oleh utang mendorong
pengeluaran konsumen dan mengurangi tabungan nasional. Utang pemerintah
berpotensi memiliki berbagai dampak tambahan utang pemerintah atau defisit
anggaran yang besar dapat mendorong ekspansi moneter yang berlebihan dan karena
itu menyebabkan inflasi yang lebih besar (Mankiw, 2007).
2.2.
Kerangka
Pemikiran
Dari
pembahasan diatas maka dapat dipeloleh kerangka pemikiran dalam penelitian ini
sebagai berikut :
Gambar 2.1 Skema
Kerangka Pemikiran Analisis Pengaruh Ekspor, Inflasi dan Utang Luar Negeri
terhadap Cadangan Devisa
2.3.
Hipotesis
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian yang kebenarannya
harus diuji secara empiris. Berdasarkan teori dan penelitian terdahulu yang
telah dikemukakan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini
adalah :
1. Terdapat
pengaruh ekspor terhadap cadangan devisa
2. Terdapat
pengaruh inflasi terhadap cadangan devisa
3. Terdapat
pengaruh utang luar negeri terhadap cadangan devisa
BAB
III
METODELOGI
PENELITIAN
3.1.
Jenis dan Sumber Data Penelitian
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder yang terdiri dari data yang diperoleh dari instansi, atau lembaga yang
bersangkutan. Data tersebut merupakan data kuantitatif dan . Data kuantitatif
merupakan data time series (deret berkala) dari tahun 1988-2017, yang terdiri
dari ekspor, inflasi, utang luar negeri dan cadangan devisa Indonesia
berdasarkan laporan tahunan Bank Indonesia
(BI) dan Badan Pusat Statistik (BPS).
3.2.
Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh data ekspor, Inflasi, utang luar
negeri dan cadangan devisa Indonesia. Sedangkan, sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sampel dalam
penelitian ini yaitu data ekspor, inflasi, utang luar negeri dan cadangan devisa
Indonesia tahun 1988-2017
3.3.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini adalah observasi dan dokumentasi. Data-data diperoleh dari Bank
Indonesia dan Badan Pusat Statistik Indonesia. Data yang diperlukan dalam
penelitian adalah ekspor, Inflasi, utang luar negeri dan cadangan devisa
Indonesia tahun 1988-2017
3.4.
Rancangan Analisis Data
3.4.1.
Uji
Statistik
1.
Analisis
Regresi Berganda
Rancangan analisis yang digunakan oleh penulis untuk
menerangkan kerangka dasar perhitungan hubungan antara variabel dependent dan
variabel independent didasarkan pada analisa regresi berganda dengan pengolahan
data menggunakan program E-views 9.0 Untuk menyederhanakan perhitungan dengan
metode ekonometrika, variabel dependent merupakan cadangan devisa dengan
variabel (Y) dan variabel independent adalah ekspor (X1), inlasi(X2) dan utang
luar negeri (X3). Selanjutnya akan dianalisa dengan cara sebagai berikut :
Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Analisa ini digunakan untuk membahas hubungan lebih
dari dua variabel. Fungsi persamaannya adalah :
Y = f ( X1, X2)
............................................(1)
Dengan model persamaan sebagai berikut :
Y = 𝛽0
+ 𝛽1.𝑋1 + 𝛽2.𝑋2 + 𝛽3.𝑋3+ ℇ .......(2)
Dimana :
𝛽0 =
Konstanta
𝛽1 =
Koefisien Ekspor
𝛽2 =
Koefisien inflasi
𝛽3 = Koefisien Utang Luar
Negeri
Y =
Cadangan Devisa
X1 =
Ekspor
X2 =
Inflasi
X3 = Utang Luar Negeri
ℇ =
Error (Variabel Pengganggu)
2.
Analisis
Koefisien Regresi(R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan
untuk mengetahui sampai seberapa besar persentase variasi dalam variabel
terikat pada model yang diterangkan oleh variabel bebasnya. Dimana apabila
nilai R2 mendekati 1, maka terbukti bahwa ada hubungan yang kuat dan
erat antara variabel terikat dan variabel bebas dan penggunaan model tersebut
dibenarkan.
Koefisien determinasi adalah untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel tidak
bebas yang dapat dinyatakan dalam
persentase. Dan rumusnya di bawah ini :
Adj
R2 =1 – (1 – R2) ……………….………(III.III)
Di mana :
R2 :
Koefisien determinasi
k : Jumlah variabel independen
n :
Jumlah sampel
3.
Uji
Simultan (Uji F)
Uji
ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara signifikan
terhadap variabel dependen. Dimana jika F-hitung > F-tabel, maka H1 diterima
atau variabel independen secara bersama-sama dapat menerangkan pengaruhnya
terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika F-hitung < F-tabel, maka H0 diterima
atau variabel independen secara bersama-sama tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen (tidak signifikan) dengan kata lain perubahan yang terjadi
pada variabel terikat tidak dapat dijelaskan oleh variabel independen, dimana
tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%. Pengujian hipotesis terhadap
koefisien regresi secara bersama-sama digunakan uji F dengan tingkat
kepercayaan tertentu yang dapat dirumuskan
sebagai berikut :
Fhit= ………………………………………….......(III.IV)
Ftabel= [(k-1) : (n-k)
; α]
Di mana :
α : Tingkat signifikan atau kesalahan tertentu
n :
Jumlah sampel
k : Jumlah variabel tidak termasuk
intercept
4.
Uji
Parsial (Uji t)
Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen secara
sendiri-sendiri mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen. Dimana jika thitung > ttabel, H1 diterima
(signifikan) dan jika thitung < ttabel, H0 diterima
(tidak signifikan). Uji t digunakan untuk membuat keputusan apakah hipotesis
terbukti atau tidak, dimana tingkat signifikan yang digunakan yaitu 5%. Selanjutnya pengujian terhadap koefisien
regresi secara individu (parsial) digunakan uji t dengan tingkat kepercayaan
tertentu dengan rumus
thit = ……………………………….…...…...(III.V)
Di mana :
βi : Koefisien regresi ke-i
Sβi :
Kesalahan standar koefisien regresi ke-i
3.4.2. Uji Asumsi Klasik
1. Uji
Normalitas
Uji
normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan uji Jarque
Bera dengan melihat nilai probabilitasnya. Jika nilai probabilitas lebih besar
dari derajat kesalahan α =5% (0,05), dan nilai Jarque-Bera < Chi Square tabel maka
penelitian ini tidak ada permasalahan normalitas atau dengan kata lain data
tersebut adalah normal. Dan sebaliknya, bila probabilitas < 0,05 dan nilai Jarque-Bera> Chi Square tabel maka
dalam penelitian ini tidak terdistribusi secara normal
2.
Uji
Mulikolinearitas
Farrar dan Glauber serta Gujarati (Rahim, 2012)
mengemukakan bahwa multikolinearitas (multicollinearity) atau kolinearitas
ganda merupakan kejadian yang menginformasikan terjadinya hubungan antar
variabel-variabel bebas yang terdapat dalam model. Masalah utama timbulnya
multikolinearitas karena jumlah sampel atau observasi yang sedikit. Kemudian
penyimpangan asumsi klasik dapat dideteksi dengan berbagai cara melihat hasil
koefisien korelasi antar variabel independen. Penelitian ini menggunakan VIF
yang terdapat pada program Eviews.
3.
Uji
Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas
adalah keadaan dimana faktor gangguan tidak memiliki varian yang sama.
Pengujian terhadap heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melakukan white test yaitu dengan cara meregresi
Ei2 dengan variabel bebas, variabel bebas kuadrat dan perkalian
variabel bebasdapatkan nilai R2 untuk menghitung χ2,
dimana χ2 = Obs*R square (Gujarati,2003).
4.
Uji
Autokorelasi
Autokorelasi (autocorrelation) atau
serial korelasi merupakan korelasi antara variabel atau sampel satu dengan
sampel lainnya dengan kesalahan random observasi lainnya pada anggota sampel
yang diurutkan menurut runtun waktu (time series). Pengujian adanya
autokorelasi dapat dilakukan dengan metode Durbin Watson (DW) test, Lagrange
Multipiler (LM) dan Breusch-Godfrey (B-G) test, serta run test (Rahim, 2012).
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Penelitian dan Pembahasan
4.2.Analisis
Regresis Linier Berganda
Untuk mendapatkan hasil regresi antara
variabel dependent Cadangan Devisa (Y) dengan variabel independent Ekspor (X1),
Inflasi (X2) dan Utang Luar Negeri (X3) diolah dengan menggunakan bantuan
program computer Eviews 9. Hasil uji persamaan regresi penelitian ini adalah
sebagai berikut :
CD = -18,67 + 0,34Eks – 0,10Inf +0,24Uln + ℇ
Interpretasi :
β0 = -18,67,
artinya ketika variable independent sama dengan nol maka nilai cadangan devisa
berkurang sebesar 18,16 Juta US$
β1 = 0,34,
artinya ketika variable ekspor naik sebesar 1juta US$ maka akan meningkatkan
cadangan devisa sebesar 0,34 juta US$
β2 = -0,10 yaitu
ketika variable inflasi naik sebesar 1% maka akan menunrunkan cadangan devisa
sebesar 0,10%
β3 = 0,24 ,
artinya ketika variable utang luar negeri naik 1 juta US$ maka akan
meningkatkan nilai cadangan devisa sebesar 0,24US$
4.3.Uji
Asumsi Klasik
1.
Uji
Normalitas
Berdasarkan hasil penelitian di peroleh nilai JB 0,21< 38,88 dan
nilai siginifikasi 0,89 > 0,05α maka dapat di pastikan bahwa data
terdistribusi secara normal
2. Uji
Mulikolinearitas
Dari hasil estimasi
yang diperoleh maka tidak terdapat gejala multikolinearitas dari model regresi
yang diteliti. Karena nilai nilai VIF(4.79,1.08,4,63 ) lebih kecil dari 10.
3. Uji
Heteroskedastisitas
Secara keseluruhan dari
hasil estimasi dengan menggunakan uji white dapat di lihat tidak terkena
heteroskedastisitas. Hal ini dijelaskan bahwa tingkat signifikansi 0,17 >
0,05 yang artinya variabel penjelas secara statistik tidak
signifikan mempengaruhi resedual.
4. Uji
Autokorelasi
Secara keseluruhan dari
hasil estimasi Breusch-Godfrey Serial Correlation LM
Test dapat di lihat model bebas dari masalah Auto korelasi. Hal ini
dijelaskan bahwa tingkat signifikansi 0,55 > 0,05 dan nilai dari Obs*R-squared 1,17< 38,88 Chi square
tabel yang
artinya variabel tidak terkena Auto Korelasi.
Kesimpulan :
Berdasarkan Uji Asumsi Klasik yang dilakukan dengan menguji Normalitas, Multikolinearitas,
Heteroskedastisitas dan Autokorelasi dapat di pastikan bahwa data terbebas dari
asumsi klasik
4.4.Uji
Statistik
1. Uji
Koefisien Determinasi dan Koefisien Korelasi
Dari hasil estimasi
dapat di lihat nilai koefisien determinasi (Ajusted R squared) sebesar 0,977
menunjukan bahwa 97,1 persen variasi naik turunnya Cadangan Devisa (Y)
dijelaskan dan di pengaruhi
oleh Ekspor (X1), Inflasi (X2) dan Utang Luar Negeri (X3) dan selebihnya
sebesar 2,9 persen dijelaskan oleh faktor lain yang tidak di jelaskan dalam penelitian,
sedangkan koefisien korelasi r
sebesar 0,979 menunjukan hubungan yang kuat antara Ekspor (X1), Inflasi
(X2) dan Utang Luar Negeri (X3) dengan Cadangan Devisa (Y) yaitu sebesar 0,979
2. Uji
Parsial
-
Pengaruh Ekspor terhadap Cadangan Devisa
Berdasarkan perhitungan
diperoleh bahwa t-hitung > t-tabel (7,99 > 2,05). Dengan demikian, bahwa
variabel independent yaitu Ekspor (X1), mempengaruhi besarnya variabel
dependent yaitu Cadangan Devisa (Y) pada tingkat kepercayaan 95 persen
-
Pengaruh Inflasi terhadap Cadangan
Devisa
Berdasarkan perhitungan
diperoleh bahwa t-hitung > t-tabel (-1,22 > -2,05). Dengan demikian, bahwa
variabel independent yaitu inflasi (X2), mempengaruhi besarnya variabel
dependent yaitu Cadangan Devisa (Y) pada tingkat kepercayaan 95 persen
-
Pengaruh Utang Luar Negeri terhadap
Cadangan Devisa
Berdasarkan perhitungan
diperoleh bahwa t-hitung > t-tabel (8,75 > 2,05). Dengan demikian, variabel
independent yaitu utang luar negeri (X3), mempengaruhi besarnya variabel
dependent yaitu Cadangan Devisa (Y) pada tingkat kepercayaan 95 persen
3. Uji
Simultan
Berdasarkan perhitungan
diperoleh bahwa F-hitung > F-tabel (420,35 > 2,991). Dengan demikian, Ho diterima yang artinya bahwa
variabel independent yaitu Ekspor (X1), Inflasi (X2) dan Utang Luar Negeri (X3)
secara keseluruhan mempengaruhi besarnya variabel dependent yaitu Cadangan Devisa
(Y) pada tingkat kepercayaan 95 persen
4.5. Hasil Pengujian
Tabel 4.5.1 Hasil Pengujian
Variabel
|
Koefisien Teori
|
Koefisien Regresi
|
Prob t-test
|
Pengujian
|
Konstanta
|
|
-18,67
|
0,000
|
Uji White :Prob(Chi*R2) = 0,17
|
Ekspor
|
+
|
0,34
|
0,000
|
|
Inflasi
|
-
|
-0,10
|
0,229
|
Uji LM:
Prob(Chi*R2) = 0,55
|
Utang Luar Negeri
|
+
|
0,24
|
0,000
|
|
R-squared
|
|
0,979
|
F-statistik
|
420,35
|
Adjusted R-squared
|
|
0,977
|
Prob F-statistik
|
0,000
|
4.6.
Pembahasan
1.
Pengaruh
Ekspor terhadap Cadangan Devisa
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi eviews 9.0 di dapat
nilai ekspor dalam uji persial bahwa t-hitung > t-tabel (7,99
> 2,05) dan nilai
prob 0,00<0,05α maka ekspor memiliki pengaruh positif yang kuat terhadap
cadangan devisa. Ketika variable ekspor naik sebesar 1juta US$ maka akan
meningkatkan cadangan devisa sebesar 0,34 juta US$.
2.
Pengaruh
Inflasi terhadap Cadangan Devisa
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi eviews 9.0 di dapat
nilai inflasi dalam uji persial bahwa t-hitung >
t-tabel (-1,22 > -2,05).
dan nilai prob 0,22>0,05α maka inflasi memiliki pengaruh negative namun
tidak signifikan terhadap cadangan devisa. Ketika variable inflasi naik sebesar
1% maka akan menunrunkan cadangan devisa sebesar 0,10%.
3.
Pengaruh
Utang Luar Negeri terhadap Cadangan Devisa
Berdasarkan
hasil penelitian yang dilakukan dengan menggunakan aplikasi eviews 9.0 di dapat
nilai utang luar negeri dalam uji persial t-hitung > t-tabel
(8,75 > 2,05). dan nilai
prob 0,22>0,05α maka utang luar negeri memiliki pengaruh negative namun
tidak signifikan terhadap cadangan devisa. Ketika utang luar negeri
naik 1 juta US$ maka akan meningkatkan nilai cadangan devisa sebesar 0,24US$
BAB V
PENUTUP
5.1.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis yang
dilakukan dalam penelitian ini, dapat di tarik kesimpulan :
1)
Berdasarkan
uji asumsi klasik (Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji
Heteroskedastisitas dan Uji Autokorelasi) dapat di pastikan data terbebas dari
asumsi klasik
2)
Berdasarkan
hasil regresi di peroleh bahwa :
a.
Secara
simultan, ekspor, inflasi dan utang luar negeri berpengaruh signifikan terhadap
perubahan cadangan devisa Indonesia periode 1988-2017
b.
Ekspor
mempengaruhi Cadangan Devisa secara signifikan. Dimana ekspor mempunyai
hubungan yang positif terhadap cadangan devisa periode 1988-2017
c.
Inflasi
mempengaruhi Cadangan Devisa secara signifikan. Dimana utang luar negeri
mempunyai hubungan yang negative terhadap cadangan devisa periode 1988-2017
d.
Utang
luar negeri mempengaruhi Cadangan Devisa secara signifikan. Dimana utang luar
negeri mempunyai hubungan yang positif terhadap cadangan devisa periode
1988-2017
Jadi untuk meningkatkan cadangan devisa Indonesia maka
harus meningkatkan jumlah ekspor Indonesia baik migas maupun non migas, dan
meningkatkan utang luar negeri secara bertahap untuk menjaga cadangan devisa
serta menjaga tingkat inflasi agar tidak semakin membesar karena akan berdampak
negative terhadap cadangan devisa
5.2.
Saran
1. Bank
Indonesia sebagai pihak otoritas moneter di Indonesia harus menjaga
keseimbangan cadagan devisa. Karena cadangan devisa merupakan indikator
kekuatan perekonomian suatu negara serta kemampuan suatu negara dalam melakukan
pembiayaan perdagangan internasional. Ekspor merupakan penyumbang hasil yang besar bagi cadangan
devisa Indonesia. Diharapkan Pemerintah melakukan kebijakan ekspor barang ke luar negeri.
Strategi yang dapat diambil adalah mendorong ekspor dan membangun sentra
industri serta belajar dari industri luar agar mendapat hasil yang maksimal dan
hasil produksi mampu bersaing di pasar internasional.
2.
Pemerintah dan Bank Sentral dapat
senantiasa menjaga agar inflasi tetap stabil sehingga
dapat dan
meningkatkan ekspor untuk memperkuat dan menjaga cadangan devisa
Indonesia dengan cara menjual atau membeli mata uang domestik.
3.
Untuk menambah cadangan devisa
pemerintah sebaliknya mencari sumber- sumber yang memang akan menguntungkan,
salah satunya dengan
meningkatkan ekospor dan meminimalisir hal-hal yang akan
mengurangi cadangan devisa seperti tingkat inflasi yang makin tinggi di Indonesia.
DAFTAR
PUSTAKA
Adiadnya, Made Santana Putra. “Analisis Pengaruh Inflasi, Kurs Dollar
Amerika, Suku Bunga Kredit dan Utang Luar Negeri Terhadap Cadangan Devisa
Indonesia Tahun 1996-2015. Jurnal Riset Akuntansi Juara ,Vol.7
No.1,Februari 2017. Halaman : 68-78
Agustina, Reny.(2004). “Pengaruh Ekspor,Impor, Nilai Tukar Rupiah
dan Tingkat Inflasi Terhadap Cadangan Devisa Indonesia”. Jurnal Wira
Ekonomi Mikroskil, Volume 4, Nomor 02, Oktober 2014. Halaman : 61-70
Benny, Jimmy.(2015).“Ekspor dan impor pengaruhnya terhadap posisi
cadangan Sdevisa Indonesia” Vol.1 No.4 Desember 2013. No.4.ISSN : 2303-1174
Gujarati, Damodar N. 2006.
Dasar-dasar Ekonometrika Jilid 1 dan 2. Edisi Ketiga. Erlangga. Jakarta.
https://www.bi.go.id/
https://www.bps.go.id/
Putra, I. B. P. P. dan Indrajaya,
I. G. B., 2013, Pengaruh Tingkat Inflasi, Utang Luar Negeri, dan Suku Bunga
Kredit Terhadap Cadangan Devisa Indonesia Tahun 1996-2011, Jurnal Ekonomi
Pembangunan Universitas Udayana, Vol 2, No. 11, Penerbit Universitas Udayana,
Bali
Ramadhan, V.L, Evi, Susanti, dan
Kasman, K., 2014, Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa Indonesia
(1984-2013), Skripsi, Universitas Bung Hatta, Sumatera Barat.
Ridho, Muhammad.(2015).”Pengaruh Ekspor, Hutang Luar Negeri dan Kurs
Terhadap Cadangan Devisa Indonesia” . e-Jurnal Perdagangan, Industri dan
Moneter, Vol. 3. No.1, Januari – April 2015. No.1.ISSN : 2303-1204.
Sayoga,
Pundi.(2017). “Analisis Cadangan Devisa
Indonesia dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya”. Jurnal Paradigma
Ekonomika Vol. 12. No. 1, Januari—Juni 2017, No.1. ISSN: 2085-1960
Sonia, Agnes Putri.(2016). “Pengaruh Kurs,JUB dan Tingkat Inflasi
Terhadap Ekspor, Impor dan Cadangan Devisa”. E-JURNAL EKONOMI PEMBANGUNAN
UNIVERSITAS UDAYANA, Vol.5, No.10 Oktober 2016. No.10. ISSN: 2303-0178
Suryaningsih, R.
T. E. Y., 2008, Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Cadangan Devisa, Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Data
Penelitian
Tahun
|
Ekspor
(Juta US$)
|
Inflasi
(%)
|
Utang Luar Negeri
(Juta US$)
|
Cadangan Devisa
(Juta US$)
|
1988
|
19,22
|
8,9
|
32,13
|
6,19
|
1989
|
22,16
|
5,47
|
56,39
|
6,56
|
1990
|
25,68
|
5,97
|
58,24
|
8,66
|
1991
|
29,14
|
9,53
|
65,07
|
9,87
|
1992
|
33,97
|
9,52
|
69,94
|
11,61
|
1993
|
36,82
|
4,94
|
71,18
|
12,35
|
1994
|
40,05
|
9,77
|
88,37
|
13,16
|
1995
|
45,42
|
9,24
|
98,43
|
14,67
|
1996
|
49,81
|
8,6
|
96,71
|
19,13
|
1997
|
53,44
|
6,5
|
100,33
|
21,42
|
1998
|
48,85
|
11,1
|
122,03
|
23,76
|
1999
|
48,67
|
77,63
|
148,09
|
27,05
|
2000
|
62,12
|
2,01
|
141,69
|
29,39
|
2001
|
56,32
|
9,35
|
133,07
|
28
|
2002
|
57,16
|
12,55
|
131,34
|
32,04
|
2003
|
61,06
|
10,03
|
135,4
|
36,3
|
2004
|
71,58
|
5,06
|
137,02
|
36,32
|
2005
|
85,66
|
6,4
|
130,65
|
34,72
|
2006
|
100,8
|
17,11
|
128,74
|
42,59
|
2007
|
114,1
|
6,6
|
136,64
|
56,92
|
2008
|
137,02
|
6,59
|
155,08
|
51,64
|
2009
|
116,51
|
11,06
|
172,87
|
66,1
|
2010
|
157,78
|
2,78
|
202,41
|
96,21
|
2011
|
203,5
|
6,96
|
225,38
|
110,12
|
2012
|
190,02
|
3,79
|
252,36
|
112,78
|
2013
|
182,55
|
4,3
|
266,11
|
99,39
|
2014
|
175,98
|
8,38
|
293,77
|
111,86
|
2015
|
150,36
|
8,36
|
310,72
|
105,93
|
2016
|
145,18
|
3,35
|
320,006
|
116,36
|
2017
|
168,81
|
3,02
|
352,24
|
130,19
|
Sumber
: Badan Pusat Statistik dan Bank Indonesia
Lampiran 2. Data Normalitas
Lampiran
3. Data Regresi Linier Berganda
Dependent
Variable: CDV
|
|
|
||
Method:
Least Squares
|
|
|
||
Date:
04/07/18 Time: 10:39
|
|
|
||
Sample:
1988 2017
|
|
|
||
Included
observations: 30
|
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Variable
|
Coefficient
|
Std.
Error
|
t-Statistic
|
Prob.
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
-18.67935
|
2.547935
|
-7.331173
|
0.0000
|
EKSPOR
|
0.340005
|
0.042519
|
7.996468
|
0.0000
|
INFLASI
|
-0.109308
|
0.088901
|
-1.229540
|
0.2299
|
ULN
|
0.248117
|
0.028327
|
8.758923
|
0.0000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
R-squared
|
0.979799
|
Mean dependent var
|
49.04300
|
|
Adjusted
R-squared
|
0.977468
|
S.D. dependent var
|
40.55806
|
|
S.E. of regression
|
6.088038
|
Akaike info criterion
|
6.574095
|
|
Sum
squared resid
|
963.6694
|
Schwarz criterion
|
6.760921
|
|
Log
likelihood
|
-94.61142
|
Hannan-Quinn criter.
|
6.633862
|
|
F-statistic
|
420.3523
|
Durbin-Watson stat
|
1.473464
|
|
Prob(F-statistic)
|
0.000000
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lampiran 4 Data Multikolinieritas
Variance
Inflation Factors
|
|
||
Date:
04/07/18 Time: 10:40
|
|
||
Sample:
1988 2017
|
|
||
Included
observations: 30
|
|
||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Coefficient
|
Uncentered
|
Centered
|
Variable
|
Variance
|
VIF
|
VIF
|
|
|
|
|
|
|
|
|
C
|
6.491971
|
5.254642
|
NA
|
EKSPOR
|
0.001808
|
16.56207
|
4.799074
|
INFLASI
|
0.007903
|
1.698423
|
1.080404
|
ULN
|
0.000802
|
20.12393
|
4.637602
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lampiran 5 Data Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity
Test: White
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic
|
1.651892
|
Prob. F(9,20)
|
0.1674
|
|
Obs*R-squared
|
12.79176
|
Prob. Chi-Square(9)
|
0.1723
|
|
Scaled
explained SS
|
9.699526
|
Prob. Chi-Square(9)
|
0.3754
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Lampiran 6 Data Autokorelasi
Breusch-Godfrey
Serial Correlation LM Test:
|
|
|||
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
F-statistic
|
0.490662
|
Prob. F(2,24)
|
0.6182
|
|
Obs*R-squared
|
1.178469
|
Prob. Chi-Square(2)
|
0.5548
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Post a Comment